BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Tumbuhan merupakan salah satu penopang hidup manusia yang sangat penting. Di samping itu, tumbuhan juga memiliki peranan yang sangat penting untuk perkembangan mahluk hidup. Untuk itu mahasiswa yang mempelajari ilmu sains diharapkan bisa meneliti morfologi dari pada berbagai jenis tumbuhan..
Dari permasalahan di atas, mahasiswa diharapkan bisa membahas tentang pengamatan di lapangan tentang morfologi daun, batang dan akar.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, kami akan menyampaikan hal-hal yang berhubungan dengan morfologi daun, batang dan akar. Adapun masalah-masalah yang kami sampaikan adalah:
1. Apa saja tanaman-tanaman yang diamati ?
Bagaimana bentuk morfologi dan filotaksis daun, batang dan akar pada tanaman tertentu ?
3. Bagaimana perbedaan morfologi tumbuhan dikotil dan monokotil ?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:
1.1 Mahasiswa bisa mengenal berbagai jenis tumbuhan.
1.2 Mahasiswa dapat mendeskripsikan secara morfologis dan filotaksis, berbagai jenis tumbuhan yang di jumpai.
1.3 Mahasiswa dapat mengklasifikasikan tumbuhan yang diamati sesuai dengan system tata nama (nomenclature) tumbuhan.
1.4 Mahasiswa mampu mengkomunikasikan hasil pengamatan yang dilakukan, baik secara lisan maupun tulisan dengan membuat makalah.
1.5 Mahasiswa mempunyai keterampilan sosial (sosial skills) seperti: ketermpilan bekerja dalam kelompok, keterampilan melakukan observasi, dan ketermpilan berkomunikasi lisan dan tulisan.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang didapat dalam mengadakan observasi di areal kampus adalah:
1.1 Mendapat pengalaman dan ilmu selama melakukan observasi.
1.2 Menemukan dan melihat secara langsung tumbuhan yang ada di areal kampus.
1.3 Mampu mengklasifikasikan morfologi dan filotaksis tumbuhan yang ditemukan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Morfologi Tanaman Bayam
Nama latin: (Amarantus Spec div)
System pucuk: Terdapat batang dan daun yang deluk pada buku atau internodus. Pada ketiak muncul kuncup aksilar dan pada ujung muncul kuncup internal.
System akar: Tunggang atau dikotil.
Deskripsi tanaman: Tanaman bayam termasuk semak, berbatang tegak, bentuk bulat, warna hijau kekuningan. Daun tunggal, berseling, bentuk bulat telur (ovatus), tepi rata (integer), ujung runcing (acutus), pangkal tumpul, warna hijau muda sampai hijau kekuningan. Perbungaan bentuk malai, melekat di ketiak daun, kelopak berbagi lima, mahkota bunga berwarna hijau keunguan. Buah batu, biji bulat, mengkilat, warna coklat kehitaman
Habitat: Tumbuh liar dan sebagai tanaman budidaya, sebagai sayuran, hidup pada tanah lembab pada dataran rendah hingga 900 M di permukaan laut.
2.2 Morfologi Tanaman Tomat
Nama latin: (Solanum lycopersicum L. )
System pucuk: Terdapat batang atau daun yang melekat pada buku atau internodus, termasuk daun majemuk menyirip gasal, tidak sempurna. Bunga tumbuh di ketiak, kuncup aksiler yang merupakan bunga sempurna karena terdapat putik dan benang sari sehingga dapat langsung terjadi pembuahan. Bisa juga pada ujung batang terdapat kuncup terminal.
System akar: Tunggang atau dikotil.
Deskripsi tanamam : Tanaman tomat berasal dari Amerika tropis, ditanam sebagai tanaman buah di ladang, pekarangan, atau ditemukan liar pada ketinggian 1--1600 m dpl. Tanaman ini tidak tahan hujan, sinar matahari terik, serta menghendaki tanah yang gembur dan subur. Terna setahun ini tumbuh tegak atau bersandar pada tanaman lain, tinggi 0,5--2,5 m, bercabang banyak, berambut, dan berbau kuat. Batang bulat, menebal pada buku-bukunya, berambut kasar warnanya hijau keputihan. Daun majemuk menyirip, letak berseling, bentuknya bulat telur sampai memanjang, ujung runcing (acutus), pangkal membulat, helaian daun yang besar tepinya berlekuk, helaian yang lebih kecil tepinya bergerigi, panjang 10--40 cm, warnanya hijau muda. Bunga majemuk, berkumpul dalam rangkaian berupa tandan, bertangkai, mahkota berbentuk bintang, warnanya kuning. Buahnya buah buni, berdaging, kulitnya tipis licin mengkilap, beragam dalam bentuk maupun ukurannya, warnanya kuning atau merah. Bijinya banyak, pipih, warnanya kuning kecokelatan. Buah tomat bisa dimakan langsung, dibuat jus, saus tomat, dimasak, dibuat sambal goreng, atau dibuat acar tomat. Pucuk atau daun muda bisa disayur. Buah tomat yang umum ada di pasaran bentuknya bulat. Yang berukuran besar, berdaging tebal, berbiji sedikit, dan berwarna merah disebut sebagai tomat buah. Tomat jenis ini biasa disantap segar sebagai buah. Yang berukuran lebih kecil dikenal sebagai tomat sayur karena digunakan di dalam masakan. Yang kecil-kecil sebesar kelereng disebut tomat ceri dan digunakan untuk campuran membuat sambal atau dalam hidangan selada.
Habitat: Sebagai tanaman budidaya, sebagai campuran sambal, hidup pada tanah lembab pada dataran rendah hingga 900 M di permukaan laut.
2.3 Morfologi Tanaman Padi
Nama latin: (Oryza sativa)
System pucuk: Terdapat batang dan daun yang melekat pada buku atau internodus. Pada ujung batang keluar kuncup atau bunga terminal. Bunga ini terdapat putik dan benang sari sehingga dapat terjadi pembuahan, bunga akan menjadi buah.
System akar: berakar serabut atau monokotil.
Deskripsi tanamam : Tanaman padi termasuk dalam suku padi-padian atau Poaceae (sinonim Graminae atau Glumiflorae). Sejumlah ciri suku (familia) ini juga menjadi ciri padi, misalnya
• daun berbentuk lanset (sempit memanjang),
• urat daun sejajar,
• tepi daun rata (integer),
• ujung daun runcing (acutus),
• permukaan daun kasar dan berbulu,
• memiliki pelepah daun,
• bunga tersusun sebagai bunga majemuk dengan satuan bunga berupa floret,
• floret tersusun dalam spikelet, khusus untuk padi satu spikelet hanya memiliki satu floret,
• buah dan biji sulit dibedakan karena merupakan bulir (Ing. grain) atau kariopsis.
Habitat: Sebagai tanaman budidaya, sebagai makanan pokok, hidup pada tanah lembab dan becek pada dataran rendah hingga 100 M di permukaan laut.
2.4 Morfologi Tanaman jagung
Nama latin: (Zea mays L.)
System pucuk: Terdapat batang ,daun yang duduk atau melekat pada internodus. Jagung memiliki bunga jantan dan bunga betina yang terpisah (diklin) dalam satu tanaman (monoecious). Tiap kuntum bunga memiliki struktur khas bunga dari suku Poaceae, yang disebut floret. Pada jagung, dua floret dibatasi oleh sepasang glumae (tunggal: gluma). Bunga jantan tumbuh di bagian puncak tanaman, berupa karangan bunga (inflorescence). Serbuk sari berwarna kuning dan beraroma khas. Bunga betina tersusun dalam tongkol. Tongkol tumbuh dari buku, di antara batang dan pelepah daun.
System akar: berakar serabut atau monokotil.
Deskripsi tanamam : Tanaman jagung adalah tanaman semusim. Jagung merupakan tanaman semusim (annual). Satu siklus hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap pertumbuhan generatif.
Tinggi tanaman jagung sangat bervariasi. Meskipun tanaman jagung umumnya berketinggian antara 1m sampai 3m, ada varietas yang dapat mencapai tinggi 6m. Tinggi tanaman biasa diukur dari permukaan tanah hingga ruas teratas sebelum bunga jantan. Meskipun beberapa varietas dapat menghasilkan anakan (seperti padi), pada umumnya jagung tidak memiliki kemampuan ini. Daun jagung adalah daun sempurna. Bentuknya memanjang, merupakan bangun pita (ligulatus), ujung daun runcing (acutus), tepi daun rata (integer), Antara pelepah dan helai daun terdapat ligula. Tulang daun sejajar dengan ibu tulang daun. Permukaan daun ada yang licin dan ada yang berambut. Tinggi tanaman jagung sangat bervariasi. Meskipun tanaman jagung umumnya berketinggian antara 1m sampai 3m, ada varietas yang dapat mencapai tinggi 6m. Tinggi tanaman biasa diukur dari permukaan tanah hingga ruas teratas sebelum bunga jantan. Meskipun beberapa varietas dapat menghasilkan anakan (seperti padi), pada umumnya jagung tidak memiliki kemampuan ini.
Morfologi pokok jagung :
1. Jagung adalah tanaman semusim yang mengambil masa lebih kurang 3 bulan untuk matang.
2..Akar sokong pada pangkal batang menolong menyokong pokok.
3. Batang runggal, berbentuk silinder, panjang dan ditutupi dengan upih daun dan mempunyai buku yang lebih rapat dekat pada pangkal.
4. Daun tirus dan panjang dengan urat yang selari.
5. Rambut jagung (jambak bunga jantan) yang terdapat di hujung batang pokok menghasilkan biji-biji debunga sebelum bunga betina matang.
6. Tongkol yang terdapat di ketiak daun pokok matang mengandungi biji benih jagung.
7. Jambak bunga betina (stil) yang panjang dan berupa sutera terdapat di tongkol muda dan menerima cepu bunga jantan.
8. Pembuahan adalah dibantu oleh angin.
9. Biji atau kernal mengandungi tiga bahagian yaitu, perikarpa, endosperma dan embrio.
Habitat: Tanaman jagung sebagai tanaman budidaya, sebagai sayuran, hidup pada tanah lembab pada dataran rendah hingga 500 M di permukaan laut.
2.5 Klasifikasi Tanaman Menurut Klasifikasi Tradisional dan Klasifikasi Raunkier
NO Spesies Tumbuhan Bentuk Hidup
Klasifikasi Tradisional Klasifikasi Raunkier Keterangan
1 Adenium Semak Nanofanerofit Tinggi 0,25 - 2 m
2 Kamboja Pohon Kecil Mesofanerofit Tinggi 7,5 - 30 m
3 Melati Air Herba Hidrofit Hidup di air
4 Kembang sepatu Semak Nanofanerofit Tinggi 0,25 - 2 m
5 Mangga Pohon Kecil Mesofanerofit Tinggi 7,5 - 30 m
6 Cokelat Pohon Kecil Mikrofanerofit Tinggi 2 - 7,5 m
7 Kopi Pohon Kecil Nanofanerofit Tinggi 0,25 - 2 m
8 Pisang Terna Terofit Tinggi 2 – 4 m
9 Alpukat Pohon Mesofanerofit Diameter .> 40 cm
10 Jambu Biji Pohon Kecil Mesofanerofit Tinggi 7,5 - 30 m
11 Kelapa Pohon Mesofanerofit Diameter .> 40 cm
12 Nangka Pohon Megafanerofit Diameter .> 40 cm
13 Cempaka Pohon Kecil Mesofanerofit Tinggi 7,5 - 30 m
14 Melinjo Pohon Kecil Mesofanerofit Tinggi 7,5 - 30 m
15 Mengkudu Pohon Kecil Mesofanerofit Tinggi 7,5 - 30 m
16 Durian Pohon Mesofanerofit Diameter .> 40 cm
17 Cabai Semak Nanofanerofit Tinggi 0,25 - 2 m
18 Melon Herba Terofit Tinggi 0,25 - 2 m
19 Tomat Herba Terofit Tinggi 0,25 - 2 m
20 Blimbing Pohon Kecil Mikrofanerofit Tinggi 2 - 7,5 m
2.6 Perbedaan Tumbuhan Dikotil dan Monokotil
(1) Perbedaannya;
NO Bagian Tumbuhan Dikotil Monokotil
1 Bentuk akar Memiliki sistem akar tunggang Memiliki sistem akar serabut
2 Bentuk sumsum atau pola tulang daun Menyirip atau menjari Melengkung atau sejajar
3 Kaliptrogen / tudung akar Tidak terdapat ada tudung akar
Ada tudung akar / kaliptra
4 Jumlah keping biji atau kotiledon Ada dua buah keping biji satu buah keping biji saja
5 Kandungan akar dan batang Ada kambium Tidak terdapat kambium
6 Jumlah kelopak bunga Biasanya kelipatan empat atau lima Umumnya adalah kelipatan tiga
7 Pertumbuhan akar dan batang
Bisa tumbuh berkembang menjadi membesar Tidak bisa tumbuh berkembang menjadi membesar
8 Batang Bercabang, tidak beruas-ruas Tidak bercabang, tetapi berruas-ruas
(2). Manfaat mempelajari bentuk hidup suatu tumbuhan adalah kita dapat mengklasifikasikan dan membandingkan struktur komunitas, misalnya; Struktur dikotil dan monokotil, jenis-jenis tumbuhan, dan manfaat dari pada tumbuhan tersebut bagi kehidupan manusia.
(3). Perbedaan antara Klasifikasi Tradisional dengan Klasifikasi Raunkier:
A. Klasifikasi Tradisional di dasarkan atas macam batangnya.
B. Klasifikasi Raunkier di dasarkan atas jarak antaara permukaan tanah dan posisi tinggi kuncup-kuncup yang membawa tumbuhan pada musim yang tidak menguntungkan.
2.7 Morfologi Daun Jeruk Bali
Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Sapindales
Famili : Rutaceae
Genus : Citrus
Spesies : Citrus grandis
Nama dagang/nama umum :Jeruk Bali
Dalam klasifikasi tradisional Jeruk Bali termasuk pohon kecil, dan dalam klasifikasi Raunkier, termasuk Mikrofanerofit (tumbuhan di udara).
Deskripsi tanamam : Tumbuhan jeruk mempunyai bentuk helaian daun bangun ovalis, ujung helaian daun tumpul (serratus), tepi helaian daun beringgit (crenatus), pangkal helaian daun meruncing, tekstur daun tebal, permukaan daun licin (lacvis) dan mengkilap (nitidus), daun tunggal menyirip, termasuk bangun daun tidak lengkap.
Batang ( caulis ) : Tanaman citrus memiliki batang yang tergolong dalam batang berkayu ( lignosus ), yaitu batang yang biasanya keras dan kuat, karena sebagian besar terdiri dari kayu. Batangnya berbentuk bulat ( teres ), berduri ( spinosus ) pendek, kaku dan juga tajam. Selain itu arah tumbuh batangnya mengangguk ( nutans ), dimana batangnya tumbuh tegak lurus ke atas tetapi ujungnya lalu membengkok kembali ke bawah.
System akar: Tunggang atau dikotil.
Bunga jeruk bali majemuk ( inflorescentia ), tersusun dalam malai yang keluar dari ketiak daun, bunga berbentuk bintang, diameter 1.5 - 2.5 cm, berwarna putih, baunya harum.
Jeru Bali mempunyai rumus daun 2/5.
2.8 Morfologi Daun Kamboja (Jepun)
Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Apocynales
Famili : Apocyanaceae
Genus : Plumeria
Spesies : Plumeria acuminate Ait.
Nama dagang/nama umum :Kamboja, Kamoja
Dalam klasifikasi tradisional Kamboja termasuk pohon kecil, dan dalam klasifikasi Raunkier, termasuk Mesofanerofit (tumbuhan di udara).
Deskripsi tanamam : Tanaman kamboja mempunyai pohon dengan tinggi batang 1,5 sampai 6 m, bengkok dan mengandung getah. Tumbuhan asal Amerika ini biasanya ditanam sebagai tanaman hias di pekarangan, taman. Tumbuh di daerah dataran rendah 1 sampai 700 m di atas permukaan laut. Rantingnya besar, daun berkelompok rapat pada ujung ranting, bertangkai daun panjang, daun memanjang berbentuk lanset (lanccolatus), panjang daun 20-40 cm, lebar 6-12,5 cm. Ujung daun meruncing (acuminatus), pangkal daun menyempit , tepi daun rata (integer), tulang daun menyiri, permukaan daun kasap (scaber), warna daun hijau muda sampai hijau tua tidak berbulu. Termasuk bangun daun tidak lengkap. Bunga dalam malai rata berkumpul di ujung ranting, kelopak kecil ,sisi dalam tanpa kelenjar, mahkota berbentuk corong, sisi dalam berembut, sisi luar kemerahan atau putih, sisi dalam agak kuning , putih, atau merah, berbau harum. Tangkai putik pendek, tumpul, lebar, bakal buah satu atau dua, saling berjauhan, berbentuk tabung gepeng memanjang, panjang 18-20 cm, lebar 1-2 cm.
Batang ( caulis ) : Batang kamboja berkayu dengan warna putih kekuning-kuningan dibungkus kulit yang tebal.
System akar: Tunggang atau dikotil.
Kamboja mempunyai rumus daun 3/8.
2.9 Morfologi Daun Andong
DAUN ANDONG (Cordyline Frusticosa)
Kasifikasi :
• Divisi: Spermatophyta
• Sub divisi: Angiospermae.
• Kelas: Monocotyledoneae
• Bangsa: Liliales
• Suku: Liliaceae.
• Marga: Cordyline
• Jenis: Cordyline frusticosa (L) A. CheV
Dalam klasifikasi tradisional Andong termasuk perdu, dan dalam klasifikasi Raunkier, termasuk Kamefit (tumbuhan permukaan tanah).
Deskripsi tanamam : . Daun andong termasuk daun tunggal dan, Dengan bentuk daun memanjang (oblongus), daun menempel pada batang, pangkal daun dan ujung daun runcing (acutus), tepi daun rata (integer), permukaan daun licin (lacvis), panjang daun 20-60 cm, lebar daun 10-13 cm, panjang pelepah 5-10 cm, pertulangan daun menyirip, warna daun hijau kemerahan, termasuk daun lengkap. Bunga majemuk, di ketiak daun, tangkai panjang, bulat bercabang dan daun pelindung panjang kurang lebih 1,4 cm.
Batang ( caulis ) : Batang andong bulat, keras, bercabang, putih kotor, bekas dudukan daun nampak jelas.
System akar: berakar serabut atau monokotil.
Andong mempunyai rumus daun 5/13.
1. Fenomena perkembangan daun;
Fenomena adalah, mula-mula meristem afeks daun aktif sehingga daun bertambah tinggi setelah aktivitas meristem afeks mereda, maka meristem inter kalar yang terletak pada bagian pangkal aktif memperpanjang daun, helaian daun yang pipih dan lebar disebabkan oleh aktivitas meristem marginal hanya aktif pada tempat-tempat tertentu disepanjang sumbu daun maka pada bagian yang aktif tersebut akan menghasilkan tonjolan seperti halnya bakal daun dan akan berkembang menjadi anak daun dengan cara yang sama seperti daun tunggal. Maka akan terbentuk daun majemuk. Ibu tulang daun menjadi lebih tebal dari helaian daun karena aktivitas meristem marginal tidak aktif, maka daun akan memipih dalam bidang vertical sehingga terbentuk daun ensiformis (daun seperti pedang). Dalam perkembangan daun kadang-kadang terdapat sel daun yang mati seperti pembentukan lubang daun.
2. Morfologi daun dapat dipengaruhi oleh lingkungan, yaitu; dipengaruhi oleh:
suhu, unsur hara dalam tanah, kelembapan, keadaan tanah. Contohnya:
Daun yang berlubang-lubang atau bolong, disebabkan oleh ulat yang memakan daun tersebut.
Daun yang kecil-kecil dan berkerut, disebabkan oleh struktur tanah yang kering dan kurangnya unsure hara dalam tanah.
Daun yang warnanya kuning, disebabkan oleh suhu yang tinggi atau panas dan tanah yang kering.
Daun yang lebar dan hijau, disebabkan oleh keadaan tanah yang lembab dan tersedianya suplai air yang cukup.
2. Perbedaan morfologi daun dikotil dan daun monokotil adalah:
NO Bagian Daun Dikotil (Tunggang) Monokotil (Serabut)
1 Tulang Daun Menyirip atau menjari Melengkung atau Sejajar
2 Bentuk Daun Bulat atau Oval Memanjang
4. Cara menentukan daun tunggal dengan daun majemuk adalah jika satu tangkai daun hanya mendukung satu helaian daun itu berarti daun tunggal. Jika satu tangkai bisa mendukung lebih dari satu helaian daun itu berarti daun majemuk.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dari penelitian yang kami lakukan dapat disimpulkan:
1. Bahwa di dalam kita membaca buku juga harus mengerti dan memahami tentang struktur tanaman, yaiyu; mulai dari daun, batang dan juga akar. Kita bisa mengklasifikasikan semua jenis tanaman yang ada di muka bumi ini.
2. Pada dasarnya kita diajarkan untuk bisa mempelajari dan memahami lingkungan yang ada di sekitar kita.
3.2 SARAN-SARAN
3.2.1 Pembaca dapat menggunakan makalah ini untuk menambah pengetahuan tentang Morfologi Tumbuhan..
3.2.2 Sehingga pembaca dapat memperluas pengetahuan mengenai Morfologi Tumbuhan.
3.2.3 Agar kita mampu mengenal cara-cara mengklasifikasikan berbagai macam tumbuhan.
DAFTAR PUSTAKA
Tjitrosoepomo, Gembong, 1985, Morfologi Tumbuhan, 81-82, 126, 236-237, Gajah Mada University Press, Yogyakarta
Putu Budi Adnyana, Ida Bagus Putu Arnyana, 2000, Morfologi Tumbuhan, Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Singaraja
Anonim, 2005, Citrus, http://www.biochemj.org
Senin, 01 Februari 2010
DESKRIPSI TANAMAN ALPUKAT DAN AREN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Tumbuhan merupakan salah satu penopang hidup manusia yang sangat penting. Di samping itu, tumbuhan juga memiliki peranan yang sangat penting untuk perkembangan mahluk hidup. Untuk itu mahasiswa yang mempelajari ilmu sains diharapkan bisa mendeskripsikan dari pada berbagai jenis tumbuhan..
Dari permasalahan di atas, mahasiswa diharapkan bisa membahas tentang pengamatan di lapangan tentang deskripsi tentang akar, batang, daun, bunga, buah, biji, serta bisa mengklasifikasikannya.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, penulis akan menyampaikan hal-hal yang berhubungan dengan akar, batang, daun, bunga, buah, biji dari tanaman Alpukat dan Aren serta klasifikasinya. Adapun masalah-masalah yang kami sampaikan adalah:
1. Bagaimana bentuk dari tanaman Alpukat dilihat dari akarnya, batangnya, daunnya, bunganya, buahnya, bijinya ?
2. Bagaimana bentuk dari tanaman Aren dilihat dari akarnya, batangnya, daunnya, bunganya, buahnya, bijinya ?
3. Apa saja perbedaan tumbuhan dikotil dan monokotil ?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:
1.1 Mahasiswa bisa mengenal berbagai jenis tumbuhan.
1.2 Mahasiswa dapat mendeskripsikan berbagai jenis tumbuhan yang di jumpai.
1.3 Mahasiswa dapat mengklasifikasikan tumbuhan yang diamati sesuai dengan system tata nama (nomenclature) tumbuhan.
1.4 Mahasiswa mampu mengkomunikasikan hasil pengamatan yang dilakukan, baik secara lisan maupun tulisan dengan membuat makalah.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Deskripsi Tanaman Alpukat
Sejarah Singkat
ASAL USUL ALPUKAT
Asal kata alpukat atau avokad berasal dari bahasa Aztek yaitu ahuacatl. Suku Aztek berada di daerah Amerika Tengah, Meksiko dan Guam. Karena itu, buah ini pada awalnya dikenal di daerah tersebut. Kemudian pada saat pasukan Spanyok memasuki wilayah tersebut sekitar awal abad ke-16, buah alpukat bersama buah lainnya dari daerah tersebut diperkenalkan kepada penduduk Eropa. ), alpukat, atau Persea americana ialah tumbuhan penghasil buah. Banyak dibudidayakan di Amerika Selatan dan Amerika Tengah. Orang pertama yang memperkenalkan buah alpukat kepada penduduk Eropa yaitu Martín Fernández de Enciso, salah seorang pemimpin pasukan Spanyol. Dia memperkenalkan buah ini pada tahun 1519 kepada orang-orang Eropa. Pada saat yang sama juga, para pasukan Spanyol yang menjajah Amerika Tengah juga memperkenalkan coklat, jagung dan kentang kepada masyarakat Eropa. Sejak itulah buah alpukat mulai disebar dan dikenal oleh banyak penduduk dunia.
Orang pertama yang memperkenalkan buah alpukat kepada penduduk Eropa yaitu Martín Fernández de Enciso, salah seorang pemimpin pasukan Spanyol. Dia memperkenalkan buah ini pada tahun 1519 kepada orang-orang Eropa. Pada saat yang sama juga, para pasukan Spanyol yang menjajah Amerika Tengah juga memperkenalkan coklat, jagung dan kentang kepada masyarakat Eropa. Sejak itulah buah alpukat mulai disebar dan dikenal oleh banyak penduduk dunia Tanaman alpukat (Persea americana Mill) merupakan tanaman buah berupa pohon dengan nama alpuket Jawa Barat), alpokat (Jawa Timur/Jawa Tengah), boah pokat, jamboo pokat (Batak), advokat, jamboo mentega, jamboo pooan, pookat (Lampung) dan lain-lain. Diperkirakan masuk ke Indonesia pada abad ke-18. Secara resmi antara tahun 1920-1930 Indonesia telah mengintroduksi 20 varietas alpukat dari Amerika Tengah dan Amerika Serikat untuk memperoleh varietas-varietas unggul guna meningkatkan kesehatan dan gizi masyarakat, khususnya di daerah dataran tinggi.
Tanaman alpukat berakar tunggang atau dikotil serta memiliki batang yang berkayu, bulat warnanya coklat kotor banyak bercabang ranting berambut halus.tanaman alpukat ini berbentuk pohon kecil yang tingginya 5-10 m. Daun tunggal simetris, bertangkai yang panjangnya 1-1,5 cm, letaknya berdesakan di ujung ranting, bentuknya jorong sampai bundar telur atau ovalis memanjang, tebal seperti kertas, pangkal daun dan ujung daun meruncing (acuminatus), tepi rata (integer), kadang-kadang agak menggulung ke atas, permukaan daun gundul (glaber), pertulangan menyirip, panjang daun 10-20 cm, lebar 3-10 cm, daun muda warnanya kemerahan, daun tua warnanya hijau.
Dengan rumus daun 2/5, berarti 2 kali spiral genetika dengan melewati 5 daun. Daun No 1 tegak lurus dengan daun No 6 .Sudut divergensi daun adalah 2/5 x 360 derajat, jumlah garis ortostik adalah 5 buah.
Bunganya bunga majemuk berbentuk bintang, berkelamin dua, tersusun dalam malai yang keluar dekat ujung ranting, warnanya kuning kehijauan. Buahnya buah buni, bentuk bola atau bulat telur, panjang 10-20 cm, warnanya hijau atau hijau kekuningan, berbintik-bintik ungu atau ungu sama sekali, berbiji satu, daging buah jika sudah masak lunak, warnanya hijau kekuningan. Berat buahnya antara 0,3-0,4 kg. Kulit buah tebalnya 1 mm berwarna hijau tua saat matang. Daging buah berwarna kuning kehijauan dengan tebal sekitar 1,5 cm. Biji bulat seperti bola, diameter 2,5-5 cm, keping biji putih kemerahan. Setiap pohon dapat menghasilkan rata-rata 22 kg per tahun. Berdasarkan perkembangan dan posisi kotiledon pada saat perkecambahan, maka perkembangan biji alpukat merupakan tipe hipogeal (dalam perkecambahan kotiledon tetap berada di dalam tanah, hipokotilnya aktif bertambah panjang, sedangkan hipokotilnya pendek).
Habitat tanaman alpukat banyak tumbuh di daerah tropis dan subtropis yang banyak curah hujannya. Tanaman alpukat merupakan tanaman buah berupa pohon kecil. Pada umumnya tanaman alpukat dapat tumbuh di dataran rendah sampai dataran tinggi, yaitu 5-1500 m dpl. Namun tanaman ini akan tumbuh subur dengan hasil yang memuaskan pada ketinggian 200-1000 m dpl. Alpukat berkembang biak dengan cara generatif (yaitu terjadinya peleburan sel sperma dan sel telur, dari bunga akan menjadi biji dan buah. Di dalam biji terdapat embrio atau calon individu baru yang merupakan hasil peleburan sel sperma dan sel telur. Karena terjadi pristiwa polinasi sehingga terbentuk buah dan biji). Dengan biji alpukat akan memperbanyak generasinya.
2.1.1 Tipe Ras-ras Alpukat
Berdasarkan sifat ekologis, tanaman alpukat terdiri dari 3 tipe keturunan/ras, yaitu:
1. Ras Meksiko
Berasal dari dataran tinggi Meksiko dan Equador beriklim semi tropis dengan ketinggian antara 2.400-2.800 m dpl. Ras ini mempunyai daun dan buahnya yang berbau adas. Masa berbunga sampai buah bisa dipanen lebih kurang 6 bulan. Buah kecil dengan berat 100-225 gram, bentuk jorong (oval), bertangkai pendek,
kulitnya tipis dan licin. Biji besar memenuhi rongga buah. Daging buah mempunyai kandungan minyak/lemak yang paling tinggi. Ras ini tahan terhadap suhu dingin.
2. Ras Guatemala
Berasal dari dataran tinggi Amerika Tengah beriklim sub tropis dengan ketinggian sekitar 800-2.400 m dpl. Ras ini kurang tahan terhadap suhu dingin (toleransi sampai -4,5 derajat C). Daunnya tidak berbau adas. Buah mempunyai ukuran yang cukup besar, berat berkisar antara 200-2.300 gram, kulit buah tebal, keras,
mudah rusak dan kasar (berbintil-bintil). Masak buah antara 9-12 bulan sesudah berbunga. Bijinya relatif berukuran kecil dan menempel erat dalam rongga, dengan kulit biji yang melekat. Daging buah mempunyai kandungan minyak yang sedang.
3. Ras Hindia Barat
Berasal dari dataran rendah Amerika Tengah dan Amerika Selatan yang beriklim tropis, dengan ketinggian di bawah 800 m dpl. Varietas ini sangat peka terhadap suhu rendah, dengan toleransi sampai minus 2 derajat C. Daunnya tidak berbau adas, warna daunnya lebih terang dibandingkan dengan kedua ras yang lain. Buahnya berukuran besar dengan berat antara 400-2.300 gram, tangkai pendek, kulit buah licin agak liat dan tebal. Buah masak 6-9 bulan sesudah berbunga. Biji besar dan sering lepas di dalam rongga, keping biji kasar. Kandungan minyak dari daging buahnya paling rendah.
Ras-ras alpukat yang lain :
ALPUKAT WINSLOWSON
Family Lauraceae
Deskripsi
Alpukat ini bobot buahnya terberat di antara semua jenis alpukat, mencapai 0,50 kg. Panjang buah 12 cm dan diameter buah 12 cm. Bentuk buah bulat tidak simetris. Bentuk ujung buah agak miring dan pangkalnya tidak berleher seperti jenis lainnya. Warna kulit buah bila matang hijau tua. Daging buah tebal, rata-rata 3 cm, dan berwarna kekuningan. Rasanya gurih agak manis. Bentuk biji gepeng dengan panjang 6 cm dan diameter 5 cm. Produksi buah per pohon per tahun mencapai 22,1 kg.
ALPUKAT MERAH BUNDAR
Family lauraceae
Deskripsi
Alpukat ini mudah sekali dibedakan dari jenis lainnya: warna kulit buahnya merah tua saat matang dan bentuknya agak bundar. Ujung buahnya tumpul, sedangkan pangkalnya meruncing. Panjang buah sekitar 11 cm dan lebarnya 8 cm dengan berat 0,29 kg. Jenis ini hanya menghasilkan buah sekitar 12,5 kg per pohon per tahun. Daging buah agak tebal, rata-rata sekitar 2 cm, dengan rasa gurih. Warna daging buah kuning. Bijinya berbentuk lonjong dengan panjang sekitar 5,5 cm dan diameter 4 cm.
ALPUKAT IJO PANJANG
Family Lauraceae
Deskripsi
Alpukat ini berbuah sepanjang tahun tergantung lokasi dan kesuburan tanah. Kerontokan buah sedikit. Berat buah antara 0,3-0,5 kg. Bentuknya seperti buah pear dengan ujung tumpul dan pangkal meruncing. Panjangnya 11,5-18 cm dan diameternya 6,5-10 cm. Tebal, kulit buah 1,5 mm berwarna hijau kemerahan dengan permukaan licin berbintik kuning. Daging buahnya tebal (sekitar 2 cm), bertekstur agak lunak, berwarna kuning, dan rasanya gurih. Bijinya berbentuk jorong dengan rata-rata panjang 5,5 cm dan diameter 4 cm. Produksi buah rata-rata 16,1 kg per pohon per tahun.
ALPUKAT IJO BUNDAR
Family Lauraceae
Deskripsi
Buah alpukat ini berbentuk lonjong dengan ujung bulat dan pangkal tumpul. Berat buahnya antara 0,3-0,4 kg. Panjang buah sekitar 9 cm dengan diameter 7,5 cm. Kulit buah tebalnya 1 mm berwarna hijau tua saat matang. Permukaannya licin berbintik kuning. Daging buah berwarna kuning kehijauan dengan tebal sekitar 1,5 cm. Biji berbentuk jorong dengan panjang 5,5 cm dan diameter 4 cm. Setiap pohon dapat menghasilkan rata-rata 22 kg per tahun. Produksi buah terus menerus sepanjang tahun.
ALPUKAT FUERTE
Family Lauraceae
Deskripsi
Alpukat ini memiliki lapisan daging buah yang tebal, sekitar 2,5 cm. Rasanya gurih seperti jenis alpukat lainnya. Kulit buah yang sudah matang berwarna hijau tua dengan tekstur lunak dan permukaan licin. Bentuknya agak bulat dengan panjang 11 cm dan diameter 7,5 cm. Berat buah sekitar 0,25 kg dengan produksi rata-rata per pohon per tahun sekitar 45,1 kg. Bijinya berbentuk lonjong dengan panjang sekitar 5 cm dan diameter 4 cm. Walaupun sudah tua, buah alpukat jenis ini sulit jatuh dari pohon.
ALPUKAT BUTLER
Deskripsi
Alpukat ini tergolong besar. Bobot setiap buahnya mencapai 0,38 kg. Bentuknya bulat pendek dengan panjang sekitar 10,5 cm dan lebar 7,5 cm. Ujung buah membulat dan pangkalnya tumpul. Ketebalan daging buah sekitar 1,5 cm (untuk bagian yang terkecil) dan 3 cm (untuk bagian yang terbesar). Daging buah berwarna kuning, rasanya tidak begrtu gurih, teksturnya lunak, dan agak berserat. Bila matang, kulit buah berwarna hijau kekuningan. Bijinya rata-rata berukuran panjang 5,5 cm dan diameter 4 cm. Umur mulai berproduksi alpukat butler lebih pendek dibandingkan jenis lainnya. Rata-rata setiap pohonnya dapat bereproduksi sebanyak 14 kg per tahun.
2.1.2 Manfaat Alpukat
Manfaat dari tanaman alpukat, yaitu ;
1. Hampir setiap bagian dari pohon alpukat memiliki manfaat. Kayu pohon alpukat bermanfaat sebagai bahan bakar. Biji dan daunnya dapat digunakan dalam industri pakaian. Kulit pohonnya dapat digunakan untuk pewarna coklat pada produk yang terbuat dari kulit.
2. Dalam bidang kecantikan, buah alpukat juga sering digunakan sebagai masker wajah. Buah ini dianggap mampu membuat kulit lebih kencang. Buah alpukat juga bermanfaat untuk perawatan rambut misalnya sewaktu melakukan creambath.
3. Selain itu, sebagai buah, alpukat juga tentu bisa dinikmati sebagai hidangan yang lezat. Misalnya dipakai jus, Es buah dan berbagai hidangan disajikan dengan menambah alpukat sebagai bagian dari hidangan tersebut.
4. Buah alpukat matang enak dimakan segar, lebih lezat bila ditambah susu dan gula serta es gosok. Daunnya dapat dimanfaatkan untuk obat sakit pinggang. Batangnya baik untuk bahan bangunan. Bila digunakan untuk kayu bakar, energi batang alpukat rendah. Tanaman ini baik untuk konservasi lahan yang miring dan curam.
2.1.3 Klasifikasi Alpukat
Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Ranales
Famili : Lauraceae
Genus : Persea
Spesies : Persea americana Mill
2.2 Deskripsi Tanaman Aren
Aren (Arenga pinnata) termasuk suku Arecaceae (pinang-pinangan), merupakan tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae). Tanaman aren bisa dijumpai mulai dari pantai barat India, sampai ke sebelah selatan Cina dan kepulauan Guam. Habitat aren juga banyak terdapat di Filipina, Malaysia, Dataran Assam di India, Laos, Kamboja, Vietnam, Birma (Myanmar), Srilanka, dan Thailand (Lutony, 1993). Di Indonesia, tanaman aren banyak terdapat dan tersebar di seluruh wilayah nusantara, khususnya di daerah-daerah perbukitan yang lembab.
Enau atau aren (Arenga pinnata) adalah palma yang terpenting setelah kelapa (nyiur) karena merupakan tanaman serba guna. Tumbuhan ini dikenal dengan pelbagai nama seperti nau, hanau, peluluk, biluluk, kabung, juk atau ijuk (aneka nama lokal di Sumatra dan Semenanjung Malaya); kawung, taren (Sunda); akol, akel, akere, inru, indu (bahasa-bahasa di Sulawesi); moka, moke, tuwa, tuwak (di Nusa Tenggara), dan lain-lain.
Bangsa Belanda mengenalnya sebagai aren palm atau zuikerpalm dan bangsa Jerman menyebutnya zucker palme. Dalam bahasa Inggris disebut sugar palm atau Gomuti palm.
Tanaman aren merupakan tumbuhan berakar serabut atau monokotil. Palma yang besar dan tinggi ini, dapat mencapai 25 m. Aren merupakan model corner (pohon monokaul dengan pembungaan lateral, karena posisi bunganya lateral, maka meristem apikalnya tumbuh terus dengan batang yang tak bercabang). Berdiameter hingga 65 cm, batang pokoknya kukuh dan pada bagian atas diselimuti oleh serabut berwarna hitam yang dikenal sebagai ijuk, injuk, juk atau duk. Ijuk sebenarnya adalah bagian dari pelepah daun yang menyelubungi batang. Daunnya majemuk menyirip ganjil, seperti daun kelapa, panjang hingga 5 m dengan tangkai daun hingga 1,5 m. Anak daun seperti pita bergelombang, hingga 7 x 145 cm, berwarna hijau gelap di atas dan keputih-putihan oleh karena lapisan lilin di sisi bawahnya.
Daun tanaman aren pada tanaman bibit (sampai umur 3 tahun), bentuk daunnya belum menyirip (berbentuk kipas). Sedangkan daun tanaman aren yang sudah dewasa dan tua bersirip ganjil. Pohon, tegak, hijau kecoklatan. Berupa roset batang, berpelepah, anak daun bentuk lanset, menyirip, pangkal membulat, ujung runcing, tepi rata, tangkai pendek, hijau muda-tua. Berdasarkan urutan perkembangan anak daunnya, daun aren termasuk tipe divergen. Berkelamin tunggal, bentuk tongkol, diketiak daun : bunga jantan dan betina menyatu pada tongkol, daun kelopak tiga, bulat telur, benang sari banyak, kepala sari bentuk jarum, bunga betina bulat, bakal buah tiga, putik tiga, putih, mahkota berbagi tiga, kuning keputih-putihan.
Perbungaan berumah satu, tumbuh di antara ketiak daun, merunduk kadang-kadang lebih dari 2 m panjangnya, bunga betina ada di ujung dan bunga jantan tumbuh di bagian bawah batangnya. ; panjang tongkol hingga 2,5 m. Buahnya merupakan buah buni bentuk bulat peluru, dengan diameter sekitar 4 cm, beruang tiga dan berbiji tiga, tersusun dalam untaian seperti rantai. Setiap tandan mempunyai 10 tangkai atau lebih, dan setiap tangkai memiliki lebih kurang 50 butir buah berwarna hijau sampai coklat kekuningan. Buah ini tidak dapat dimakan langsung karena getahnya sangat gatal. Buah aren (dinamai beluluk, caruluk dan lain-lain) memiliki 2 atau 3 butir inti biji (endosperma) yang berwarna putih tersalut batok tipis yang keras. Buah yang muda intinya masih lunak dan agak bening. Buah muda dibakar atau direbus untuk mengeluarkan intinya, dan kemudian inti-inti biji itu direndam dalam air kapur beberapa hari untuk menghilangkan getahnya yang gatal dan beracun. Inti biji yang telah diolah itu, diperdagangkan di pasar sebagai buah atep (buah atap) atau kolang-kaling. Berdasarkan perkembangan dan posisi kotiledon pada saat perkecambahan, maka perkembangan biji aren merupakan tipe hipogeal (dalam perkecambahan kotiledon tetap berada di dalam tanah, hipokotilnya aktif bertambah panjang, sedangkan hipokotilnya pendek).
Buah aren terbentuk setelah terjadi penyerbukan dengan perantaraan angina atau serangga. Buah aren berbentuk bulat, berdiameter 2-3 cm, di dalamnya berisi biji 3 buah. Bagian dari buah aren terdiri dari :
1. Kulit luar, halus berwarna hijau pada waktu masih muda, dan menjadi kuning setelah tua (masak).
2. Daging buah, berwarna putih kekuning-kuningan.
3. Kulit biji, berwarna kuning dan tipis pada waktu masih muda, dan berwarna hitan yang keras setelah buah masak. Endosperm, berbentuk lonjong agak pipih berwarna putih agak bening dan lunak pada waktu buah masih muda; dan berwarna putih, padat atau agak keras pada waktu buah sudah masak.
4. Daging buah aren yang masih muda mengandung lendir yang sangat gatal jika mengenai kulit, karena lendir ini mengandung asam oksalat (H2C2O4). Tiap untaian buah panjangnya mencapai 1,5-1,8 m, dan tiap tongkol (tandan buah) terdapat 40-50 untaian buah. Tiap tandan terdapat banyak buah, beratnya mencapai 1-2,5 kuintal. Buah yang setengah masak dapat dibuat kolang kaling. Pada satu pohon aren sering didapati 2-5 tandan buah yang tumbuhnya agak serempak.
Tanaman aren sesungguhnya tidak membutuhkan kondisi tanah yang khusus, sehingga dapat tumbuh pada tanah-tanah liat (berlempung), berkapur, berpasir. Tetapi tanaman ini tidak tahan pada tanah yang kadar asamnya terlalu tinggi (pH tanah terlalu asam). Aren berkembang biak dengan cara generatif (yaitu terjadinya peleburan sel sperma dan sel telur, dari bunga akan menjadi biji dan buah. Di dalam biji terdapat embrio atau calon individu baru yang merupakan hasil peleburan sel sperma dan sel telur. Karena terjadi pristiwa polinasi sehingga terbentuk buah dan biji). Aren dapat dikembang biakkan secara generatif yaitu melalui bijinya.
2.2.1 Manfaat Aren
Manfaat tanaman aren, yaitu :
• 1. Buahnya (disebut beluluk atau kolang kaling) dapat dibuat manisan yang lezat atau campuran kolak, air nira (untuk bahan pembuatan gula merah dan cuka), pati atau tepung dalam batang dapat diolah menjadi sagu (untuk bahan pembuatan berbagai macam makanan atau minuman).
• 2. Ijuk di buat sapu, tali untuk mengikat kerbau, keset kaki, atap dan kuas cat, dan dapat digunakan juga sebagai atap rumah.
• 3. Tulang daunnya dibuat sapu lidi dan senik (tempat meletakkan kuali atau periuk)
• 4. Hampir semua bagian fisik pohon ini dapat dimanfaatkan, misalnya : akar (untuk obat tradisional dan peralatan), batang (untuk berbagai macam peralatan dan bangunan), daun muda atau janur (untuk pembungkus atau pengganti kertas rokok yang disebut dengan kawung).
2.2.2 Klasifikasi Aren
Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Spadicitlorae
Famili : Palmae
Genus : Arenga
Spesies : Arenga pinnata
2.3 Perbedaan Tumbuhan Dikotil dan Monokotil
(1). Perbedaannya ;
NO Bagian Tumbuhan Dikotil Monokotil
1 Bentuk akar Memiliki sistem akar tunggang Memiliki sistem akar serabut
2 Bentuk sumsum atau pola tulang daun Menyirip atau menjari Melengkung atau sejajar
3 Kaliptrogen / tudung akar Tidak terdapat ada tudung akar
Ada tudung akar / kaliptra
4 Jumlah keping biji atau kotiledon Ada dua buah keping biji satu buah keping biji saja
5 Kandungan akar dan batang Ada kambium Tidak terdapat kambium
6 Jumlah kelopak bunga Biasanya kelipatan empat atau lima Umumnya adalah kelipatan tiga
7 Pertumbuhan akar dan batang
Bisa tumbuh berkembang menjadi membesar Tidak bisa tumbuh berkembang menjadi membesar
8 Batang Bercabang, tidak beruas-ruas Tidak bercabang, tetapi berruas-ruas
(2). Manfaat mempelajari bentuk hidup suatu tumbuhan adalah kita dapat
mengklasifikasikan dan membandingkan struktur komunitas, misalnya; Struktur dikotil dan monokotil, jenis-jenis tumbuhan, dan manfaat dari pada tumbuhan tersebut bagi kehidupan manusia.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dari penelitian yang penulis lakukan dapat disimpulkan:
1. Tanaman alpukat berakar tunggang atau dikotil serta memiliki batang yang berkayu, bulat warnanya coklat kotor banyak bercabang ranting berambut halus.tanaman alpukat ini berbentuk pohon kecil yang tingginya 5-10 m. Daun tunggal, bertangkai yang panjangnya 1-1,5 cm, letaknya berdesakan di ujung ranting, bentuknya jorong sampai bundar telur atau ovalis memanjang, tebal seperti kulit, pangkal daun dan ujung daun meruncing (acuminatus), tepi rata kadang-kadang agak menggulung ke atas, pertulangan menyirip, panjang 10-20 cm, lebar 3-10 cm, daun muda warnanya kemerahan dan berambut rapat, daun tua warnanya hijau dan gundul. Bunganya bunga majemuk berbentuk bintang, berkelamin dua, tersusun dalam malai yang keluar dekat ujung ranting, warnanya kuning kehijauan. Buahnya buah buni, bentuk bola atau bulat telur, panjang 10-20 cm, warnanya hijau atau hijau kekuningan, berbintik-bintik ungu atau ungu sama sekali, berbiji satu, daging buah jika sudah masak lunak, warnanya hijau kekuningan. Berat buahnya antara 0,3-0,4 kg. Kulit buah tebalnya 1 mm berwarna hijau tua saat matang. Daging buah berwarna kuning kehijauan dengan tebal sekitar 1,5 cm. Biji bulat seperti bola, diameter 2,5-5 cm, keping biji putih kemerahan. Setiap pohon dapat menghasilkan rata-rata 22 kg per tahun.
2. Tanaman aren merupakan tumbuhan berakar serabut atau monokotil. Palma yang besar dan tinggi ini, dapat mencapai 25 m. Berdiameter hingga 65 cm, batang pokoknya kukuh dan pada bagian atas diselimuti oleh serabut berwarna hitam yang dikenal sebagai ijuk, injuk, juk atau duk. Daun tanaman aren pada tanaman bibit (sampai umur 3 tahun), bentuk daunnya belum menyirip (berbentuk kipas). Sedangkan daun tanaman aren yang sudah dewasa dan tua bersirip ganjil. Pohon, tegak, hijau kecoklatan. Berupa roset batang, berpelepah, anak daun bentuk lanset, menyirip, pangkal membulat, ujung runcing, tepi rata, tangkai pendek, hijau muda-tua berkelamin tunggal, bentuk tongkol, diketiak daun : bunga jantan dan betina menyatu pada tongkol, bunga kelopak tiga, bulat telur, benang sari banyak, kepala sari bentuk jarum, bunga betina bulat, bakal buah tiga, putik tiga, putih, mahkota berbagi tiga, kuning keputih-putihan. Berumah satu, bunga-bunga jantan terpisah dari bunga-bunga betina dalam tongkol yang berbeda yang muncul di ketiak daun; panjang tongkol hingga 2,5 m. Buahnya merupakan buah buni bentuk bulat peluru, dengan diameter sekitar 4 cm, beruang tiga dan berbiji tiga, tersusun dalam untaian seperti rantai. Setiap tandan mempunyai 10 tangkai atau lebih, dan setiap tangkai memiliki lebih kurang 50 butir buah berwarna hijau sampai coklat kekuningan. Buah ini tidak dapat dimakan langsung karena getahnya sangat gatal. Buah aren (dinamai beluluk, caruluk dan lain-lain) memiliki 2 atau 3 butir inti biji (endosperma) yang berwarna putih tersalut batok tipis yang keras. Biji aren yang sudah tua berwarna hitam.
3. Akar dikotil memiliki sistem akar tunggang dan monokotil memiliki sistem akar serabut. Pola tulang daun dikotil menyirip/menjari dan monokotil melengkung/sejajar. Dikotil memiliki tudung akar sedangkan monokotil tidak memiliki tudung akar. Keping biji dikotil berjumlah dua dan keping biji monokotil hanya satu saja. Dikotil mempunyai kambium sedangkan monokotil tidak memiliki kambium. Pertumbuhan akar dan batang pada dikotil bisa tumbuh membesar dan pada monokotil pertumbuhan akar dan batang tidak bisa tumbuh membesar. Batang pada dikotil bercabang-cabang dan tidak beruas-ruas sedangkan pada monokotil tidak bercabang , tetapi beruas-ruas.
4. Bahwa di dalam kita membaca buku juga harus mengerti dan memahami tentang struktur tanaman, yaitu; mulai dari akar, batang, daun, bunga, buah, biji, serta klasifikasinya. Kita bisa mengklasifikasikan semua jenis tanaman yang ada di muka bumi ini dan manfaatnya bagi kehidupan umat manusia.
3.2 SARAN-SARAN
3.2.1 Pembaca dapat menggunakan makalah ini untuk menambah pengetahuan tentang deskripsi tumbuhan..
3.2.2 Sehingga pembaca dapat memperluas pengetahuan mengenai deskripsi tumbuhan Alpukat dan Aren serta manfaatnya.
3.2.3 Agar kita mampu mengenal cara-cara mengklasifikasikan berbagai macam tumbuhan dan mendeskripsikannya.
DAFTAR PUSTAKA
Tjitrosoepomo, Gembong, 1985, Morfologi Tumbuhan, Gajah Mada University Press, Yogyakarta.
Putu Budi Adnyana, Ida Bagus Putu Arnyana, 2000, Morfologi Tumbuhan, Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Singaraja.
Hodson, R.W. (1950). "The avocado a gift from the middle Americas". Economic Botany, (4) hal. 253 Aviable at : http://toiusd.multiply.com/photos/album/31/persea_americana , accessed Januari 2010.
Indriani, Y. Hetty; Suminarsih, Emi (1997). "Alpukat". Jakarta: Penebar Swadaya. 96 hal. Aviable at : http://images.google.co.id/imgres?imgurl=http://myunusw.files.wordpress.com/2008/04/alpokat. , accessed Januari 2010.
Kalie, Moehd. Baga (1997). "Alpukat: budidaya dan pemanfaatannya". Yogyakarta: Kanisius. 112 hal Aviable at : http://triagrosukses.blogspot.com/ , accessed Januari 2010.
Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia, jil. 1. Yay. Sarana Wana Jaya, Jakarta. Hal. 447-455. Aviable at : http://id.wikipedia.org/wiki/Enau , accessed Januari 2010.
Steenis, CGGJ van. 1981. Flora, untuk sekolah di Indonesia. PT Pradnya Paramita, Jakarta. Hal. 139. Aviable at : http://x-jungle.blogspot.com/2008/05/aren-arenga-pinnata.html , accessed Januari 2010.
Mogea J, Seibert B, Smits W. 1991. Multipurpose palms: the sugar palm (Arenga pinnata (Wurmb) Merr.). Agroforestry Systems. 13:111-129. Aviable at : http://foragri.blogsome.com/lima-produk-andalan-dari-aren , accessed Januari 2010.
Aviable at : http://wapedia.mobi/id/Apokat , accessed Januari 2010
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Tumbuhan merupakan salah satu penopang hidup manusia yang sangat penting. Di samping itu, tumbuhan juga memiliki peranan yang sangat penting untuk perkembangan mahluk hidup. Untuk itu mahasiswa yang mempelajari ilmu sains diharapkan bisa mendeskripsikan dari pada berbagai jenis tumbuhan..
Dari permasalahan di atas, mahasiswa diharapkan bisa membahas tentang pengamatan di lapangan tentang deskripsi tentang akar, batang, daun, bunga, buah, biji, serta bisa mengklasifikasikannya.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, penulis akan menyampaikan hal-hal yang berhubungan dengan akar, batang, daun, bunga, buah, biji dari tanaman Alpukat dan Aren serta klasifikasinya. Adapun masalah-masalah yang kami sampaikan adalah:
1. Bagaimana bentuk dari tanaman Alpukat dilihat dari akarnya, batangnya, daunnya, bunganya, buahnya, bijinya ?
2. Bagaimana bentuk dari tanaman Aren dilihat dari akarnya, batangnya, daunnya, bunganya, buahnya, bijinya ?
3. Apa saja perbedaan tumbuhan dikotil dan monokotil ?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:
1.1 Mahasiswa bisa mengenal berbagai jenis tumbuhan.
1.2 Mahasiswa dapat mendeskripsikan berbagai jenis tumbuhan yang di jumpai.
1.3 Mahasiswa dapat mengklasifikasikan tumbuhan yang diamati sesuai dengan system tata nama (nomenclature) tumbuhan.
1.4 Mahasiswa mampu mengkomunikasikan hasil pengamatan yang dilakukan, baik secara lisan maupun tulisan dengan membuat makalah.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Deskripsi Tanaman Alpukat
Sejarah Singkat
ASAL USUL ALPUKAT
Asal kata alpukat atau avokad berasal dari bahasa Aztek yaitu ahuacatl. Suku Aztek berada di daerah Amerika Tengah, Meksiko dan Guam. Karena itu, buah ini pada awalnya dikenal di daerah tersebut. Kemudian pada saat pasukan Spanyok memasuki wilayah tersebut sekitar awal abad ke-16, buah alpukat bersama buah lainnya dari daerah tersebut diperkenalkan kepada penduduk Eropa. ), alpukat, atau Persea americana ialah tumbuhan penghasil buah. Banyak dibudidayakan di Amerika Selatan dan Amerika Tengah. Orang pertama yang memperkenalkan buah alpukat kepada penduduk Eropa yaitu Martín Fernández de Enciso, salah seorang pemimpin pasukan Spanyol. Dia memperkenalkan buah ini pada tahun 1519 kepada orang-orang Eropa. Pada saat yang sama juga, para pasukan Spanyol yang menjajah Amerika Tengah juga memperkenalkan coklat, jagung dan kentang kepada masyarakat Eropa. Sejak itulah buah alpukat mulai disebar dan dikenal oleh banyak penduduk dunia.
Orang pertama yang memperkenalkan buah alpukat kepada penduduk Eropa yaitu Martín Fernández de Enciso, salah seorang pemimpin pasukan Spanyol. Dia memperkenalkan buah ini pada tahun 1519 kepada orang-orang Eropa. Pada saat yang sama juga, para pasukan Spanyol yang menjajah Amerika Tengah juga memperkenalkan coklat, jagung dan kentang kepada masyarakat Eropa. Sejak itulah buah alpukat mulai disebar dan dikenal oleh banyak penduduk dunia Tanaman alpukat (Persea americana Mill) merupakan tanaman buah berupa pohon dengan nama alpuket Jawa Barat), alpokat (Jawa Timur/Jawa Tengah), boah pokat, jamboo pokat (Batak), advokat, jamboo mentega, jamboo pooan, pookat (Lampung) dan lain-lain. Diperkirakan masuk ke Indonesia pada abad ke-18. Secara resmi antara tahun 1920-1930 Indonesia telah mengintroduksi 20 varietas alpukat dari Amerika Tengah dan Amerika Serikat untuk memperoleh varietas-varietas unggul guna meningkatkan kesehatan dan gizi masyarakat, khususnya di daerah dataran tinggi.
Tanaman alpukat berakar tunggang atau dikotil serta memiliki batang yang berkayu, bulat warnanya coklat kotor banyak bercabang ranting berambut halus.tanaman alpukat ini berbentuk pohon kecil yang tingginya 5-10 m. Daun tunggal simetris, bertangkai yang panjangnya 1-1,5 cm, letaknya berdesakan di ujung ranting, bentuknya jorong sampai bundar telur atau ovalis memanjang, tebal seperti kertas, pangkal daun dan ujung daun meruncing (acuminatus), tepi rata (integer), kadang-kadang agak menggulung ke atas, permukaan daun gundul (glaber), pertulangan menyirip, panjang daun 10-20 cm, lebar 3-10 cm, daun muda warnanya kemerahan, daun tua warnanya hijau.
Dengan rumus daun 2/5, berarti 2 kali spiral genetika dengan melewati 5 daun. Daun No 1 tegak lurus dengan daun No 6 .Sudut divergensi daun adalah 2/5 x 360 derajat, jumlah garis ortostik adalah 5 buah.
Bunganya bunga majemuk berbentuk bintang, berkelamin dua, tersusun dalam malai yang keluar dekat ujung ranting, warnanya kuning kehijauan. Buahnya buah buni, bentuk bola atau bulat telur, panjang 10-20 cm, warnanya hijau atau hijau kekuningan, berbintik-bintik ungu atau ungu sama sekali, berbiji satu, daging buah jika sudah masak lunak, warnanya hijau kekuningan. Berat buahnya antara 0,3-0,4 kg. Kulit buah tebalnya 1 mm berwarna hijau tua saat matang. Daging buah berwarna kuning kehijauan dengan tebal sekitar 1,5 cm. Biji bulat seperti bola, diameter 2,5-5 cm, keping biji putih kemerahan. Setiap pohon dapat menghasilkan rata-rata 22 kg per tahun. Berdasarkan perkembangan dan posisi kotiledon pada saat perkecambahan, maka perkembangan biji alpukat merupakan tipe hipogeal (dalam perkecambahan kotiledon tetap berada di dalam tanah, hipokotilnya aktif bertambah panjang, sedangkan hipokotilnya pendek).
Habitat tanaman alpukat banyak tumbuh di daerah tropis dan subtropis yang banyak curah hujannya. Tanaman alpukat merupakan tanaman buah berupa pohon kecil. Pada umumnya tanaman alpukat dapat tumbuh di dataran rendah sampai dataran tinggi, yaitu 5-1500 m dpl. Namun tanaman ini akan tumbuh subur dengan hasil yang memuaskan pada ketinggian 200-1000 m dpl. Alpukat berkembang biak dengan cara generatif (yaitu terjadinya peleburan sel sperma dan sel telur, dari bunga akan menjadi biji dan buah. Di dalam biji terdapat embrio atau calon individu baru yang merupakan hasil peleburan sel sperma dan sel telur. Karena terjadi pristiwa polinasi sehingga terbentuk buah dan biji). Dengan biji alpukat akan memperbanyak generasinya.
2.1.1 Tipe Ras-ras Alpukat
Berdasarkan sifat ekologis, tanaman alpukat terdiri dari 3 tipe keturunan/ras, yaitu:
1. Ras Meksiko
Berasal dari dataran tinggi Meksiko dan Equador beriklim semi tropis dengan ketinggian antara 2.400-2.800 m dpl. Ras ini mempunyai daun dan buahnya yang berbau adas. Masa berbunga sampai buah bisa dipanen lebih kurang 6 bulan. Buah kecil dengan berat 100-225 gram, bentuk jorong (oval), bertangkai pendek,
kulitnya tipis dan licin. Biji besar memenuhi rongga buah. Daging buah mempunyai kandungan minyak/lemak yang paling tinggi. Ras ini tahan terhadap suhu dingin.
2. Ras Guatemala
Berasal dari dataran tinggi Amerika Tengah beriklim sub tropis dengan ketinggian sekitar 800-2.400 m dpl. Ras ini kurang tahan terhadap suhu dingin (toleransi sampai -4,5 derajat C). Daunnya tidak berbau adas. Buah mempunyai ukuran yang cukup besar, berat berkisar antara 200-2.300 gram, kulit buah tebal, keras,
mudah rusak dan kasar (berbintil-bintil). Masak buah antara 9-12 bulan sesudah berbunga. Bijinya relatif berukuran kecil dan menempel erat dalam rongga, dengan kulit biji yang melekat. Daging buah mempunyai kandungan minyak yang sedang.
3. Ras Hindia Barat
Berasal dari dataran rendah Amerika Tengah dan Amerika Selatan yang beriklim tropis, dengan ketinggian di bawah 800 m dpl. Varietas ini sangat peka terhadap suhu rendah, dengan toleransi sampai minus 2 derajat C. Daunnya tidak berbau adas, warna daunnya lebih terang dibandingkan dengan kedua ras yang lain. Buahnya berukuran besar dengan berat antara 400-2.300 gram, tangkai pendek, kulit buah licin agak liat dan tebal. Buah masak 6-9 bulan sesudah berbunga. Biji besar dan sering lepas di dalam rongga, keping biji kasar. Kandungan minyak dari daging buahnya paling rendah.
Ras-ras alpukat yang lain :
ALPUKAT WINSLOWSON
Family Lauraceae
Deskripsi
Alpukat ini bobot buahnya terberat di antara semua jenis alpukat, mencapai 0,50 kg. Panjang buah 12 cm dan diameter buah 12 cm. Bentuk buah bulat tidak simetris. Bentuk ujung buah agak miring dan pangkalnya tidak berleher seperti jenis lainnya. Warna kulit buah bila matang hijau tua. Daging buah tebal, rata-rata 3 cm, dan berwarna kekuningan. Rasanya gurih agak manis. Bentuk biji gepeng dengan panjang 6 cm dan diameter 5 cm. Produksi buah per pohon per tahun mencapai 22,1 kg.
ALPUKAT MERAH BUNDAR
Family lauraceae
Deskripsi
Alpukat ini mudah sekali dibedakan dari jenis lainnya: warna kulit buahnya merah tua saat matang dan bentuknya agak bundar. Ujung buahnya tumpul, sedangkan pangkalnya meruncing. Panjang buah sekitar 11 cm dan lebarnya 8 cm dengan berat 0,29 kg. Jenis ini hanya menghasilkan buah sekitar 12,5 kg per pohon per tahun. Daging buah agak tebal, rata-rata sekitar 2 cm, dengan rasa gurih. Warna daging buah kuning. Bijinya berbentuk lonjong dengan panjang sekitar 5,5 cm dan diameter 4 cm.
ALPUKAT IJO PANJANG
Family Lauraceae
Deskripsi
Alpukat ini berbuah sepanjang tahun tergantung lokasi dan kesuburan tanah. Kerontokan buah sedikit. Berat buah antara 0,3-0,5 kg. Bentuknya seperti buah pear dengan ujung tumpul dan pangkal meruncing. Panjangnya 11,5-18 cm dan diameternya 6,5-10 cm. Tebal, kulit buah 1,5 mm berwarna hijau kemerahan dengan permukaan licin berbintik kuning. Daging buahnya tebal (sekitar 2 cm), bertekstur agak lunak, berwarna kuning, dan rasanya gurih. Bijinya berbentuk jorong dengan rata-rata panjang 5,5 cm dan diameter 4 cm. Produksi buah rata-rata 16,1 kg per pohon per tahun.
ALPUKAT IJO BUNDAR
Family Lauraceae
Deskripsi
Buah alpukat ini berbentuk lonjong dengan ujung bulat dan pangkal tumpul. Berat buahnya antara 0,3-0,4 kg. Panjang buah sekitar 9 cm dengan diameter 7,5 cm. Kulit buah tebalnya 1 mm berwarna hijau tua saat matang. Permukaannya licin berbintik kuning. Daging buah berwarna kuning kehijauan dengan tebal sekitar 1,5 cm. Biji berbentuk jorong dengan panjang 5,5 cm dan diameter 4 cm. Setiap pohon dapat menghasilkan rata-rata 22 kg per tahun. Produksi buah terus menerus sepanjang tahun.
ALPUKAT FUERTE
Family Lauraceae
Deskripsi
Alpukat ini memiliki lapisan daging buah yang tebal, sekitar 2,5 cm. Rasanya gurih seperti jenis alpukat lainnya. Kulit buah yang sudah matang berwarna hijau tua dengan tekstur lunak dan permukaan licin. Bentuknya agak bulat dengan panjang 11 cm dan diameter 7,5 cm. Berat buah sekitar 0,25 kg dengan produksi rata-rata per pohon per tahun sekitar 45,1 kg. Bijinya berbentuk lonjong dengan panjang sekitar 5 cm dan diameter 4 cm. Walaupun sudah tua, buah alpukat jenis ini sulit jatuh dari pohon.
ALPUKAT BUTLER
Deskripsi
Alpukat ini tergolong besar. Bobot setiap buahnya mencapai 0,38 kg. Bentuknya bulat pendek dengan panjang sekitar 10,5 cm dan lebar 7,5 cm. Ujung buah membulat dan pangkalnya tumpul. Ketebalan daging buah sekitar 1,5 cm (untuk bagian yang terkecil) dan 3 cm (untuk bagian yang terbesar). Daging buah berwarna kuning, rasanya tidak begrtu gurih, teksturnya lunak, dan agak berserat. Bila matang, kulit buah berwarna hijau kekuningan. Bijinya rata-rata berukuran panjang 5,5 cm dan diameter 4 cm. Umur mulai berproduksi alpukat butler lebih pendek dibandingkan jenis lainnya. Rata-rata setiap pohonnya dapat bereproduksi sebanyak 14 kg per tahun.
2.1.2 Manfaat Alpukat
Manfaat dari tanaman alpukat, yaitu ;
1. Hampir setiap bagian dari pohon alpukat memiliki manfaat. Kayu pohon alpukat bermanfaat sebagai bahan bakar. Biji dan daunnya dapat digunakan dalam industri pakaian. Kulit pohonnya dapat digunakan untuk pewarna coklat pada produk yang terbuat dari kulit.
2. Dalam bidang kecantikan, buah alpukat juga sering digunakan sebagai masker wajah. Buah ini dianggap mampu membuat kulit lebih kencang. Buah alpukat juga bermanfaat untuk perawatan rambut misalnya sewaktu melakukan creambath.
3. Selain itu, sebagai buah, alpukat juga tentu bisa dinikmati sebagai hidangan yang lezat. Misalnya dipakai jus, Es buah dan berbagai hidangan disajikan dengan menambah alpukat sebagai bagian dari hidangan tersebut.
4. Buah alpukat matang enak dimakan segar, lebih lezat bila ditambah susu dan gula serta es gosok. Daunnya dapat dimanfaatkan untuk obat sakit pinggang. Batangnya baik untuk bahan bangunan. Bila digunakan untuk kayu bakar, energi batang alpukat rendah. Tanaman ini baik untuk konservasi lahan yang miring dan curam.
2.1.3 Klasifikasi Alpukat
Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Ranales
Famili : Lauraceae
Genus : Persea
Spesies : Persea americana Mill
2.2 Deskripsi Tanaman Aren
Aren (Arenga pinnata) termasuk suku Arecaceae (pinang-pinangan), merupakan tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae). Tanaman aren bisa dijumpai mulai dari pantai barat India, sampai ke sebelah selatan Cina dan kepulauan Guam. Habitat aren juga banyak terdapat di Filipina, Malaysia, Dataran Assam di India, Laos, Kamboja, Vietnam, Birma (Myanmar), Srilanka, dan Thailand (Lutony, 1993). Di Indonesia, tanaman aren banyak terdapat dan tersebar di seluruh wilayah nusantara, khususnya di daerah-daerah perbukitan yang lembab.
Enau atau aren (Arenga pinnata) adalah palma yang terpenting setelah kelapa (nyiur) karena merupakan tanaman serba guna. Tumbuhan ini dikenal dengan pelbagai nama seperti nau, hanau, peluluk, biluluk, kabung, juk atau ijuk (aneka nama lokal di Sumatra dan Semenanjung Malaya); kawung, taren (Sunda); akol, akel, akere, inru, indu (bahasa-bahasa di Sulawesi); moka, moke, tuwa, tuwak (di Nusa Tenggara), dan lain-lain.
Bangsa Belanda mengenalnya sebagai aren palm atau zuikerpalm dan bangsa Jerman menyebutnya zucker palme. Dalam bahasa Inggris disebut sugar palm atau Gomuti palm.
Tanaman aren merupakan tumbuhan berakar serabut atau monokotil. Palma yang besar dan tinggi ini, dapat mencapai 25 m. Aren merupakan model corner (pohon monokaul dengan pembungaan lateral, karena posisi bunganya lateral, maka meristem apikalnya tumbuh terus dengan batang yang tak bercabang). Berdiameter hingga 65 cm, batang pokoknya kukuh dan pada bagian atas diselimuti oleh serabut berwarna hitam yang dikenal sebagai ijuk, injuk, juk atau duk. Ijuk sebenarnya adalah bagian dari pelepah daun yang menyelubungi batang. Daunnya majemuk menyirip ganjil, seperti daun kelapa, panjang hingga 5 m dengan tangkai daun hingga 1,5 m. Anak daun seperti pita bergelombang, hingga 7 x 145 cm, berwarna hijau gelap di atas dan keputih-putihan oleh karena lapisan lilin di sisi bawahnya.
Daun tanaman aren pada tanaman bibit (sampai umur 3 tahun), bentuk daunnya belum menyirip (berbentuk kipas). Sedangkan daun tanaman aren yang sudah dewasa dan tua bersirip ganjil. Pohon, tegak, hijau kecoklatan. Berupa roset batang, berpelepah, anak daun bentuk lanset, menyirip, pangkal membulat, ujung runcing, tepi rata, tangkai pendek, hijau muda-tua. Berdasarkan urutan perkembangan anak daunnya, daun aren termasuk tipe divergen. Berkelamin tunggal, bentuk tongkol, diketiak daun : bunga jantan dan betina menyatu pada tongkol, daun kelopak tiga, bulat telur, benang sari banyak, kepala sari bentuk jarum, bunga betina bulat, bakal buah tiga, putik tiga, putih, mahkota berbagi tiga, kuning keputih-putihan.
Perbungaan berumah satu, tumbuh di antara ketiak daun, merunduk kadang-kadang lebih dari 2 m panjangnya, bunga betina ada di ujung dan bunga jantan tumbuh di bagian bawah batangnya. ; panjang tongkol hingga 2,5 m. Buahnya merupakan buah buni bentuk bulat peluru, dengan diameter sekitar 4 cm, beruang tiga dan berbiji tiga, tersusun dalam untaian seperti rantai. Setiap tandan mempunyai 10 tangkai atau lebih, dan setiap tangkai memiliki lebih kurang 50 butir buah berwarna hijau sampai coklat kekuningan. Buah ini tidak dapat dimakan langsung karena getahnya sangat gatal. Buah aren (dinamai beluluk, caruluk dan lain-lain) memiliki 2 atau 3 butir inti biji (endosperma) yang berwarna putih tersalut batok tipis yang keras. Buah yang muda intinya masih lunak dan agak bening. Buah muda dibakar atau direbus untuk mengeluarkan intinya, dan kemudian inti-inti biji itu direndam dalam air kapur beberapa hari untuk menghilangkan getahnya yang gatal dan beracun. Inti biji yang telah diolah itu, diperdagangkan di pasar sebagai buah atep (buah atap) atau kolang-kaling. Berdasarkan perkembangan dan posisi kotiledon pada saat perkecambahan, maka perkembangan biji aren merupakan tipe hipogeal (dalam perkecambahan kotiledon tetap berada di dalam tanah, hipokotilnya aktif bertambah panjang, sedangkan hipokotilnya pendek).
Buah aren terbentuk setelah terjadi penyerbukan dengan perantaraan angina atau serangga. Buah aren berbentuk bulat, berdiameter 2-3 cm, di dalamnya berisi biji 3 buah. Bagian dari buah aren terdiri dari :
1. Kulit luar, halus berwarna hijau pada waktu masih muda, dan menjadi kuning setelah tua (masak).
2. Daging buah, berwarna putih kekuning-kuningan.
3. Kulit biji, berwarna kuning dan tipis pada waktu masih muda, dan berwarna hitan yang keras setelah buah masak. Endosperm, berbentuk lonjong agak pipih berwarna putih agak bening dan lunak pada waktu buah masih muda; dan berwarna putih, padat atau agak keras pada waktu buah sudah masak.
4. Daging buah aren yang masih muda mengandung lendir yang sangat gatal jika mengenai kulit, karena lendir ini mengandung asam oksalat (H2C2O4). Tiap untaian buah panjangnya mencapai 1,5-1,8 m, dan tiap tongkol (tandan buah) terdapat 40-50 untaian buah. Tiap tandan terdapat banyak buah, beratnya mencapai 1-2,5 kuintal. Buah yang setengah masak dapat dibuat kolang kaling. Pada satu pohon aren sering didapati 2-5 tandan buah yang tumbuhnya agak serempak.
Tanaman aren sesungguhnya tidak membutuhkan kondisi tanah yang khusus, sehingga dapat tumbuh pada tanah-tanah liat (berlempung), berkapur, berpasir. Tetapi tanaman ini tidak tahan pada tanah yang kadar asamnya terlalu tinggi (pH tanah terlalu asam). Aren berkembang biak dengan cara generatif (yaitu terjadinya peleburan sel sperma dan sel telur, dari bunga akan menjadi biji dan buah. Di dalam biji terdapat embrio atau calon individu baru yang merupakan hasil peleburan sel sperma dan sel telur. Karena terjadi pristiwa polinasi sehingga terbentuk buah dan biji). Aren dapat dikembang biakkan secara generatif yaitu melalui bijinya.
2.2.1 Manfaat Aren
Manfaat tanaman aren, yaitu :
• 1. Buahnya (disebut beluluk atau kolang kaling) dapat dibuat manisan yang lezat atau campuran kolak, air nira (untuk bahan pembuatan gula merah dan cuka), pati atau tepung dalam batang dapat diolah menjadi sagu (untuk bahan pembuatan berbagai macam makanan atau minuman).
• 2. Ijuk di buat sapu, tali untuk mengikat kerbau, keset kaki, atap dan kuas cat, dan dapat digunakan juga sebagai atap rumah.
• 3. Tulang daunnya dibuat sapu lidi dan senik (tempat meletakkan kuali atau periuk)
• 4. Hampir semua bagian fisik pohon ini dapat dimanfaatkan, misalnya : akar (untuk obat tradisional dan peralatan), batang (untuk berbagai macam peralatan dan bangunan), daun muda atau janur (untuk pembungkus atau pengganti kertas rokok yang disebut dengan kawung).
2.2.2 Klasifikasi Aren
Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Spadicitlorae
Famili : Palmae
Genus : Arenga
Spesies : Arenga pinnata
2.3 Perbedaan Tumbuhan Dikotil dan Monokotil
(1). Perbedaannya ;
NO Bagian Tumbuhan Dikotil Monokotil
1 Bentuk akar Memiliki sistem akar tunggang Memiliki sistem akar serabut
2 Bentuk sumsum atau pola tulang daun Menyirip atau menjari Melengkung atau sejajar
3 Kaliptrogen / tudung akar Tidak terdapat ada tudung akar
Ada tudung akar / kaliptra
4 Jumlah keping biji atau kotiledon Ada dua buah keping biji satu buah keping biji saja
5 Kandungan akar dan batang Ada kambium Tidak terdapat kambium
6 Jumlah kelopak bunga Biasanya kelipatan empat atau lima Umumnya adalah kelipatan tiga
7 Pertumbuhan akar dan batang
Bisa tumbuh berkembang menjadi membesar Tidak bisa tumbuh berkembang menjadi membesar
8 Batang Bercabang, tidak beruas-ruas Tidak bercabang, tetapi berruas-ruas
(2). Manfaat mempelajari bentuk hidup suatu tumbuhan adalah kita dapat
mengklasifikasikan dan membandingkan struktur komunitas, misalnya; Struktur dikotil dan monokotil, jenis-jenis tumbuhan, dan manfaat dari pada tumbuhan tersebut bagi kehidupan manusia.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dari penelitian yang penulis lakukan dapat disimpulkan:
1. Tanaman alpukat berakar tunggang atau dikotil serta memiliki batang yang berkayu, bulat warnanya coklat kotor banyak bercabang ranting berambut halus.tanaman alpukat ini berbentuk pohon kecil yang tingginya 5-10 m. Daun tunggal, bertangkai yang panjangnya 1-1,5 cm, letaknya berdesakan di ujung ranting, bentuknya jorong sampai bundar telur atau ovalis memanjang, tebal seperti kulit, pangkal daun dan ujung daun meruncing (acuminatus), tepi rata kadang-kadang agak menggulung ke atas, pertulangan menyirip, panjang 10-20 cm, lebar 3-10 cm, daun muda warnanya kemerahan dan berambut rapat, daun tua warnanya hijau dan gundul. Bunganya bunga majemuk berbentuk bintang, berkelamin dua, tersusun dalam malai yang keluar dekat ujung ranting, warnanya kuning kehijauan. Buahnya buah buni, bentuk bola atau bulat telur, panjang 10-20 cm, warnanya hijau atau hijau kekuningan, berbintik-bintik ungu atau ungu sama sekali, berbiji satu, daging buah jika sudah masak lunak, warnanya hijau kekuningan. Berat buahnya antara 0,3-0,4 kg. Kulit buah tebalnya 1 mm berwarna hijau tua saat matang. Daging buah berwarna kuning kehijauan dengan tebal sekitar 1,5 cm. Biji bulat seperti bola, diameter 2,5-5 cm, keping biji putih kemerahan. Setiap pohon dapat menghasilkan rata-rata 22 kg per tahun.
2. Tanaman aren merupakan tumbuhan berakar serabut atau monokotil. Palma yang besar dan tinggi ini, dapat mencapai 25 m. Berdiameter hingga 65 cm, batang pokoknya kukuh dan pada bagian atas diselimuti oleh serabut berwarna hitam yang dikenal sebagai ijuk, injuk, juk atau duk. Daun tanaman aren pada tanaman bibit (sampai umur 3 tahun), bentuk daunnya belum menyirip (berbentuk kipas). Sedangkan daun tanaman aren yang sudah dewasa dan tua bersirip ganjil. Pohon, tegak, hijau kecoklatan. Berupa roset batang, berpelepah, anak daun bentuk lanset, menyirip, pangkal membulat, ujung runcing, tepi rata, tangkai pendek, hijau muda-tua berkelamin tunggal, bentuk tongkol, diketiak daun : bunga jantan dan betina menyatu pada tongkol, bunga kelopak tiga, bulat telur, benang sari banyak, kepala sari bentuk jarum, bunga betina bulat, bakal buah tiga, putik tiga, putih, mahkota berbagi tiga, kuning keputih-putihan. Berumah satu, bunga-bunga jantan terpisah dari bunga-bunga betina dalam tongkol yang berbeda yang muncul di ketiak daun; panjang tongkol hingga 2,5 m. Buahnya merupakan buah buni bentuk bulat peluru, dengan diameter sekitar 4 cm, beruang tiga dan berbiji tiga, tersusun dalam untaian seperti rantai. Setiap tandan mempunyai 10 tangkai atau lebih, dan setiap tangkai memiliki lebih kurang 50 butir buah berwarna hijau sampai coklat kekuningan. Buah ini tidak dapat dimakan langsung karena getahnya sangat gatal. Buah aren (dinamai beluluk, caruluk dan lain-lain) memiliki 2 atau 3 butir inti biji (endosperma) yang berwarna putih tersalut batok tipis yang keras. Biji aren yang sudah tua berwarna hitam.
3. Akar dikotil memiliki sistem akar tunggang dan monokotil memiliki sistem akar serabut. Pola tulang daun dikotil menyirip/menjari dan monokotil melengkung/sejajar. Dikotil memiliki tudung akar sedangkan monokotil tidak memiliki tudung akar. Keping biji dikotil berjumlah dua dan keping biji monokotil hanya satu saja. Dikotil mempunyai kambium sedangkan monokotil tidak memiliki kambium. Pertumbuhan akar dan batang pada dikotil bisa tumbuh membesar dan pada monokotil pertumbuhan akar dan batang tidak bisa tumbuh membesar. Batang pada dikotil bercabang-cabang dan tidak beruas-ruas sedangkan pada monokotil tidak bercabang , tetapi beruas-ruas.
4. Bahwa di dalam kita membaca buku juga harus mengerti dan memahami tentang struktur tanaman, yaitu; mulai dari akar, batang, daun, bunga, buah, biji, serta klasifikasinya. Kita bisa mengklasifikasikan semua jenis tanaman yang ada di muka bumi ini dan manfaatnya bagi kehidupan umat manusia.
3.2 SARAN-SARAN
3.2.1 Pembaca dapat menggunakan makalah ini untuk menambah pengetahuan tentang deskripsi tumbuhan..
3.2.2 Sehingga pembaca dapat memperluas pengetahuan mengenai deskripsi tumbuhan Alpukat dan Aren serta manfaatnya.
3.2.3 Agar kita mampu mengenal cara-cara mengklasifikasikan berbagai macam tumbuhan dan mendeskripsikannya.
DAFTAR PUSTAKA
Tjitrosoepomo, Gembong, 1985, Morfologi Tumbuhan, Gajah Mada University Press, Yogyakarta.
Putu Budi Adnyana, Ida Bagus Putu Arnyana, 2000, Morfologi Tumbuhan, Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Singaraja.
Hodson, R.W. (1950). "The avocado a gift from the middle Americas". Economic Botany, (4) hal. 253 Aviable at : http://toiusd.multiply.com/photos/album/31/persea_americana , accessed Januari 2010.
Indriani, Y. Hetty; Suminarsih, Emi (1997). "Alpukat". Jakarta: Penebar Swadaya. 96 hal. Aviable at : http://images.google.co.id/imgres?imgurl=http://myunusw.files.wordpress.com/2008/04/alpokat. , accessed Januari 2010.
Kalie, Moehd. Baga (1997). "Alpukat: budidaya dan pemanfaatannya". Yogyakarta: Kanisius. 112 hal Aviable at : http://triagrosukses.blogspot.com/ , accessed Januari 2010.
Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia, jil. 1. Yay. Sarana Wana Jaya, Jakarta. Hal. 447-455. Aviable at : http://id.wikipedia.org/wiki/Enau , accessed Januari 2010.
Steenis, CGGJ van. 1981. Flora, untuk sekolah di Indonesia. PT Pradnya Paramita, Jakarta. Hal. 139. Aviable at : http://x-jungle.blogspot.com/2008/05/aren-arenga-pinnata.html , accessed Januari 2010.
Mogea J, Seibert B, Smits W. 1991. Multipurpose palms: the sugar palm (Arenga pinnata (Wurmb) Merr.). Agroforestry Systems. 13:111-129. Aviable at : http://foragri.blogsome.com/lima-produk-andalan-dari-aren , accessed Januari 2010.
Aviable at : http://wapedia.mobi/id/Apokat , accessed Januari 2010
Langganan:
Postingan (Atom)